Tag: Hand Sanitizer

PENEMU NOBEL HEPATITIS C, SELANJUTNYA AKANKAH ADA PENEMU NOBEL COVID

PENEMU NOBEL HEPATITIS C, SELANJUTNYA AKANKAH ADA PENEMU NOBEL UNTUK COVID-19?

MORITA – Belum lama ini, tanggal 6 Oktober 2020, The New York Times melaporkan Tiga ilmuwan yakni Harvey J. Alter, Michael Houghton and Charles M. Rice telah memberikan kontribusi dalam penemuan virus Hepatitis C.

Hal tersebut ditemukan melalui isolasi sekuens genetic virus dan dianugerahi Nobel Prize in Physiology or Medicine 2020.

Penemuan tersebut mampu digunakan untuk menghasilkan blood test yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi infeksi virus Hepatitis C.

Baca juga: JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang ditularkan melalui darah, dan menjadi masalah kesehatan global utama.

Hal ini yang menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang-orang di seluruh dunia1.

Selain Hepatitis C, virus yang sedang marak diperbincangkan di seluruh dunia pada kondisi pandemi saat ini adalah SARS-CoV-2 (COVID-19).

Illustration: (google)

Virus SARS-CoV-2 memasuki sel inang dengan cara berikatan dengan suatu reseptor di permukaan sel yang disebut Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2).

Kemudian virus SARS-CoV-2 akan memulai mereplikasi diri.

Virus ini juga berpotensi menginfeksi beberapa organ seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal dan usus karena keberadaan ACE2 yang juga ditemukan pada permukaan sel organ-organ tersebut.

Penanganan terhadap penyakit tersebut telah diupayakan oleh banyak pihak baik pemerintah, pelayanan kesehatan, ilmuwan dan masyarakat.

Upaya tersebut antara lain: penemuan vaksin dan obat-obatan yang dapat menangani infeksi virus SARS-CoV-2.

Pengembangan vaksin dilakukan untuk memicu protective immune responses, utamanya pada virus-neutralizing antibodies specific untuk SARS-CoV-2.

Berdasarkan data WHO pada tanggal 2 Oktober 20202, terdapat 42 kandidat vaksin dalam uji klinis dan 151 kandidat vaksin dalam uji preklinis.

Vaksin-vaksin yang dalam uji klinis menggunakan vaccine platform antara lain inaktif, Non-Replicating Viral Vector, Replicating Viral Vector, protein subunit, RNA, DNA dan VLP. 

Saat ini di Indonesia telah dilakukan pula uji klinik fase III terhadap vaksin sinovac oleh PT. Bio Farma bekerja sama dengan FK Unpad.

Melihat dari luasnya pandemi serta banyaknya kasus dari COVID-19, ilmuwan-ilmuwan tengah berusaha untuk menemukan vaksin yang mampu menjadi jawaban atas permasalahan pandemi COVID-19 ini.

Akankah penemu vaksin tersebut nantinya akan dianugerahi penghargaan nobel juga?

Saat ini juga BPOM telah menerbitkan izin penggunaan dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization/ EUA) untuk obat Favipiravir dan Remdesivir.

Favipiravir digunakan untuk pasien derajat ringan dan sedang yang dirawat di rumah sakit.

Remdesivir digunakan untuk pasien derajat berat yang dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Mengapa Harus Memilih Hand Sanitizer Alkohol 80%?

Mekanisme kerja Favipiravir yakni berubah menjadi bentuk aktifnya, favipiravir-RTP yang secara selektif menginhibisi RNA polymerase dan mencegah replikasi viral genome3.

Sedangkan Remdesivir merupakan analog nukleosida yang dapat menghambat RNA polymerase dan menghentikan proses transkripsi RNA.

Namun penggunaan obat ini tidak dapat dikonsumsi secara bebas sehingga hal yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Selanjutnya, mencuci tangan secara berlebihan dapat mengiritasi tangan karena pH dari sabun yang bersifat basa.

Sehingga penggunaan hand sanitizer dapat lebih menjadi pilihan, karena memiliki pH 4-7 yang sesuai dengan rentang pH kulit.

WHO merekomendasikanformulasi untuk Hand Sanitizer dengan kadar etanol 80% v/v atau isopropil alcohol 75% v/v. (Sumber: Guide to Local Production: WHO-recommended Handrub Formulations)

Kandungan alkohol pada hand sanitizer akan menonaktifkan protein dalam membrane sel virus dan melarutkan lapisan lemak dibagian luar virus.

Contoh produk hand sanitizer yang dapat menjadi pilihan masyarakat saat ini adalah Morita Hand Sanitizer, karena diformulasikan berdasarkan rekomendasi WHO, memiliki pH 6, serta mengandung senyawa humektan berupa gliserol sehingga tidak menyebabkan iritasi dan kekeringan pada tangan. (RND)

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

MORITA – Kasus pandemi Covid masih terus bertambah, hingga per tanggal 26 September 2020 kasus positif bertambah 4.494 orang sehingga total menjadi 271.339 orang.

Di Indonesia sendiri kasusnya masih bertambah dari hari ke hari. Hal ini menandakan bahwa pandemi ini belum usai dan juga memperlihatkan bahwa ada potensi untuk siapapun orangnya bisa saja terpapar.

Meski begitu, semenjak adanya new normal masyarakat sepertinya sudah sangat bebas untuk keluar rumah, beberapa harus pergi keluar untuk bekerja dan kepentingan lainnya. Namun sudah banyak pula yang keluar rumah dengan tujuan bersenang senang.

Terkadang bisa menjadi lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Baca juga: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Kasus Covid-19 ini selalu memunculkan klaster-klaster baru dimasyarakat, dan yang pada awalnya klaster yang muncul biasanya diperkantoran, ditengah masyarakat atau perumahan.

Saat ini kasus Covid-19 di klaster keluarga dikabarkan meningkat.

Dilansir dari BBC, menurut data yang dihimpun edukasi pandemictalks setidaknya ada 230 keluarga di lima kota besar di Indonesia yakni Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Bogor dan Malang saling menularkan virus covid-19 ke anggota keluarganya.

Pakar epidemiologi Unversitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebutkan bahwa klaster keluarga bisa berkontribusi hingga 85% terhadap peningkatan kasus positif covid-19 di suatu negara jika tidak ada langkah cepat untuk mengatasinya.

Ajakan Tetap Disiplin

Terkait klaster keluarga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak masyarakat tetap menggunakan masker meski di dalam rumah.

Bintang mengatakan terutama untuk perempuan sebagai manajer rumah tangga harus mengingatkan keluarganya.

Walaupun di dalam rumah di sarankan untuk tetap memakai masker.

Apalagi di dalam keluarga ada kelompok rentan balita dan lansia.

Bintang merupakan menteri yang dipanggil Jokowi ke Istana untuk men-sosialisasikan protokol kesehatan secara masif khususnya di lingkup keluarga.

Peningkatan klaster keluarga disebabkan karena anggota keluarga yang masih beraktivitas di luar rumah, seperti halnya bekerja dsb.

Masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah ini sangat dihimbau untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan dan ikuti tahapan yang baik dan benar saat memasuki rumah. (dilansir dari Kompas.com)

AYO JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA!

Dengan adanya peningkatan kasus di klaster keluarga ini, maka sebaiknya anggota keluarga mencegah sebelum mengobati dengan cara berikut:

  • Memakai Masker
  • Menjaga Jarak
  • Terapkan Etika Bersin dan Batuk
  • Menjaga kebersihan tangan dapat menggunakan Morita Hand Sanitizer

Hal ini sangat penting, mungkin terkadang disepelekan.

Namun menerapkan menutup mulut dengan lengan, tissue atau kain saat bersin atau batuk sangat lah penting.

  • Mencuci Tangan. Walaupun di rumah saja, sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan air setelah beraktivitas atau menyentuh barang di rumah.
  • Jaga Kebersihan dan Kesehatan. Rutin untuk membersihkan rumah dan barang-barang. Kemudian tetap jaga kesehatan dnegan disiplin minum vitamin dan menjaga pola hidup yang sehat.
  • Makan Menu Bergizi Seimbang. Lakukan Olahraga atau Aktivitas Seru Lainnya.

Penulis: Naomi

5-CARA-AMPUH-TERIMA-PAKET-SAAT-PANDEMI-CARI-TAHU-YUK-750x400

Mengapa Harus Memilih Hand Sanitizer Alkohol 80%?

St Morita Farma memproduksi Hand Sanitizer berbasis alcohol dalam dua bentuk sediaan yaitu Gel dan Liquid dengan 3 varian aroma yaitu original, strawberry, serta lime.

Diproduksi sesuai dengan standar WHO (World Health Organization), penggunaan hand sanitizer St Morita Farma merupakan salah satu cara terbaik untuk membunuh bakteri, jamur, serta virus sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi.

Komposisi Hand Sanitizer St Morita tersusun dari senyawa bahan aktif berupa etil alcohol (etanol), senyawa humektan berupa gliserol, serta material pendukung lainnya. Saat ini, Hand Sanitizer St Morita Farma tersedia dalam 2 jenis formulasi.

Formulasi pertama menggunakan ethanol 80% sebagai bahan aktif sedangkan formulasi kedua menggunakan bahan aktif ethanol 62.5% ditambah dengan triklosan 0.3%.

Kandungan etanol 80% baik digunakan sebagai desinfektan untuk kulit karena mampu membunuh berbagai macam virus salah satunya yaitu virus Corona.

Sedangkan kandungan ethanol di atas 95% dinilai kurang efektif untuk membunuh virus karena kurangnya kandungan air dalam larutan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi denaturasi protesin pada virus dan bakteri.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

MORITA – Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari kesehatan, perekonomian, keuangan hingga pada pendidikan dan lainnya.

Dari aspek pendidikan sendiri, pandemi yang melanda seluruh dunia dan Indonesia.

Ini mengharuskan para siswa dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi untuk belajar dari rumah secara daring.

Kekurangan dan kelemahan dari sekolah atau belajar secara daring dari rumah sudah terlihat oleh semua orang.

Meskipun proses adaptasi dari tenaga pendidik, siswa dan orang tua sudah terjadi cukup lama dan semakin terbiasa, hambatan-hambatan dan tantangan akan tetap ada.

“Walaupun sudah terbiasa dan tidak gagap, pembelajaran secara daring sejauh ini terkadang terasa membosankan dan melelahkan karena tidak adanya interaksi yang biasanya dilakukan” kata salah seorang mahasiswi Universitas Diponegoro.

Memang dalam sekolah daring ini, gangguan sinyal, keterbatasan perangkat online, keterbatasan kuota disertai rasa bosan, lelah dll menjadi beberapa hambatan dan tantangannya.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Di sisi lain, ada tantangan tersendiri yang berbeda dengan hambatan dan tantangan diatas dimana hal itu dirasakan oleh anak tanpa berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus adalah kelompok yang terpukul secara mental dan fisik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah anak yang berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1,6 juta.

Dilansir dari CNN Indonesia, bahwa ditengah pandemi Covid-19 serta ketidakstabilan emosi siswa dengan kebutuhan khusus menjadi tantangan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Anak Jarak Jauh

Menurut pendidiknya, dalam pembelajaran jarak jauh ini seorang ABK sulit merespons informasi yang masuk melalui panca indera akibat hambatan otak;

dan ini yang membedakan dengan anak pada umumnya.

Seorang ABK yang biasanya meluapkan perasaan dan tindakannya baik amarah atau kebahagiaan secara langsung kepada pendidik.

Di pandemi ini tidak bisa dilakukan sehingga hal ini menjadi kekhawatiran dari pendidik.

Seorang ABK dalam pembelajaran jarak jauh sangat bertumpu pada orang tua; karena mereka belum bisa untuk mandiri.

Masalah lainnya yang mungkin akan muncul adalah orang tua yang harus bekerja, tidak sanggup mengurus anaknya 24 jam, dsb.

Selanjutnya, pada kasus lain anak berkebutuhan khusus menemukan kenyamanan dalam rutinitas.

Ketika rutinitas terputus, maka mereka cenderung cemas dan berperilaku tidak biasanya. Harus mempertahankan rutinitas itu, namun bukan hal yang mudah.

Menurut seorang asisten pengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Watkins Mill High School, di Gaithersburg, Maryland, Paramita Hidayat, pandemi Covid-19 mengacaukan kehidupan semua anak khususnya ABK.

Para orang tua dan pakar anak tidak hanya mencemaskan kondisi emosional mereka, namun juga bagaimana kurangnya pendekatan perorangan akan mempengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang. (Dilansir dari VOA Indonesia)

Temukan Solusi

Hetifah, wakil ketua komisi X DPR RI mengatakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mencari solusi terkait hal ini.

Hetifah juga mengatakan program pembelajaran daring untuk ABK bisa menggunakan televisi sehingga bisa dijangkau semua siswa.

Dan membuat konten dan program yang ramah disabilitas, buku bacaan untuk tunanetra, terjemahan bahasa isyarat dsb.

Tetapi sejauh ini mungkin sudah bisa dilihat terkait adanya terjemahan bahasa isyarat yang selalu ada di televise.

Namun, tidak menjadi solusi utama dalam hal pendekatan langsung kepada ABK ini sendiri.

Sehingga solusi masih sangat dibutuhkan mengingat anak berkebutuhan khusus membutuhkan kepedulian yang lebih dari anak biasa.

Penulis: Naomi

YUK LEBIH HATI-HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZERMU

MORITA Indonesia – Tak bisa dipungkiri, hand sanitizer menjadi salah satu barang yang sangat dibutuhkan orang-orang saat ini.

Semenjak WHO dan pemerintah mengumumkan hand sanitizer sebagai salah satu alternatif untuk mencegah datangnya kuman dan virus selain air dan sabun; penyanitasi ini selalu dicari dan dibeli oleh masyarakat.

Terlebih lagi sangat praktis dan bisa di bawa kemanapun dan kapanpun. Namun, siapa menyangka bahwa penyanitasi ini bisa juga membahayakan penggunanya.

YUK LEBIH HATI_HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZER 1
Olivia Layla. Foto: Cartoq

Dilansir dari kumparan, Olivia Layla seorang gadis berusia 11 tahun di Inggris terkena ledakan hand sanitizer pada tangannya.

Hal itu tejadi di mobilnya, saat Olivia dan ibunya sedang pergi keluar rumah.

Baca juga: 5 CARA AMPUH TERIMA PAKET SAAT PANDEMI, CARI TAHU YUK!

Dijelaskan bahwa, ia hendak menggunakan penyanitasi yang ternyata sudah disimpan selama 4 minggu didalam mobil dan terkena paparan cahaya matahari secara langsung.

Tutup botol meledak dan menyemburkan cairan gel panas dan mengenai gadis berusia 11 tahun itu, naasnya juga mengenai matanya.

YUK LEBIH HATI_HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZER 2
Foto 2: Dailynews UK

Apakah aman menaruh hand sanitizer dalam mobil?

Terkait kasus diatas, meyakinkan pengguna bahwa tidak aman menyimpan penyanitasi di mobil.

Namun dilansir dari insider, Taylor Grabes seorang esiden anestesiologi di University of California San Diego dan pendiri ASAP IVs, sebuah perusahaan hidrasi dan kesehatan mengatakan bahwa membiarkan pembersih tangan dalam mobil aman.

Taylor menjelaskan bahwa tanggal kadaluwarsa adalah perkiraan waktu saat konsentrasi alkohol turun dibawah 60% karena penguapan.

Namun jika disimpan dalam keadaan tertutup tidak akan mempercepat proses penguapan ini.

Penguapan akan diperlambat selama tutup atau pompa penyanitasi dalam keadaan tertutup. Namun jika terbuka, suhu tinggi dalam mobil dapat mempercepat penguapan.

Namun perlu diingat selama hand sanitizer tertutup, anda dapat menaruhnya dalam mobil untuk sementara; dan bukan untuk jangka waktu yang lama dan di bawah paparan cahaya matahari langsung.

Dimana kah sebaiknya menaruh hand sanitizer?

Memperhatikan tempat penaruhan hand sanitizer menjadi sangat penting.

Masih dilansir dari insider, Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan agar hand sanitizer disimpan antara 59 hingga 86 derajat farenheit dan hindari panas berlebihan diatas 104 derajat farenheit.

Seperti halnya ditaruh dalam mobil yang berada dibawah sinar matahari akan menjadi cepat panas, hal itu lah yang menyebabkan bisa meledak.  Sehingga sebaiknya tinggalkan penyanitasi di tempat yang bersuhu lebih sejuk.

Tempat terbaik menaruh hand sanitizer, baik dirumah dan terlebih lagi di tempat kerja adalah sebagai berikut:

  1. Kamar mandi; mengantisipasi siapapun yang terburu-buru dan tidak membilas tangannya dengan sabun dan air.
  2. Restoran atau kantin; namun hal ini tidak menjadi pengganti mencuci tangan dengan sabun.
  3. Ruang pertemuan; menjadi tempat yang riskan saat adanya pertemuan orang banyak atau karyawan.
  4. Meja kerja; dengan tidak terkena cahaya matahari langsung, ini menjadi tempat paling efektif untuk menaruh hand sanitizer sehingga sebelum dan seusai kerja bisa langsung menggunakan penyanitasi tersebut.

Intinya, taruh hand sanitizer mu di lokasi atau tempat yang sejuk dan tidak terpapar cahaya matahari secara langsung.

Penulis: Naomi

5 CARA AMPUH TERIMA PAKET SAAT PANDEMI, CARI TAHU YUK!

MORITA Indonesia – Ditengah pandemi covid-19, pemerintah masih menghimbau masyarakat untuk sebisa mungkin work from home, study from home dan melakukan kegiatan lainnya di rumah saja. Walaupun telah diterapkan new normal, masyarakat tetap dihimbau untuk sebisa mungkin stay at home.

Hal ini berdampak juga dengan perubahaan kebiasaan masyarakat. Saat ini, banyak orang lebih memilih berbelanja secara online; mulai dari makanan hingga keperluan pribadi lainnya.

Dilansir dari kompas.com, menurut WHO, menerima paket online dari wilayah manapun masih terbilang aman. Resiko tertular virus dari paket atau benda yang dipindahkan juga rendah.

Dilansir dari Business Insider, tidak memungkinkan orang terpapar virus melalui paket kardus, karena virus sendiri tidak dapat bertahan lama dipermukaan yang keras.

Baca juga: LAWAN CORONA, DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN BERSAMA MORITA INDONESIA

Namun disarankan, tidak menerima paket secara langsung; bisa dikatakan kepada jasa pengirim untuk diletakan didepan pintu atau di tempat yang telah disediakan.

Virus Bertahan Di Permukaan Benda

Sebuah studi dari National Institutes of Health mengemukakakan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan hingga 3 hari pada plastik dan baja.

Bertahan pada kertas karton selama 24 jam. Bertahan hingga 4 hari pada kayu dan kaca serta bertahan hingga 5 hari pada logam, plastic dan keramik pada suhu 68 derajat Farenheit.

5 Cara Ampuh Terima Paket

Oleh karena itu, perlu juga mengetahui cara-cara yang baik dan benar saat menerima paket. Walaupun kecil kemungkinannya, melihat virus yang masih bisa bertahan dipermukaan benda diatas maka perlu untuk memastikan benda aman sebelum memasuki rumah.

Baca juga: New Normal dalam Perspektif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Berikut ini 5 cara ampuh dalam menerima paket yang dilansir dari Journal Sociolla:

  1. Minimalisir kontak langsung dengan kurir.
    Seperti yang kita tahu dan lakukan saat ini adalah jaga jarak dengan siapapun termasuk kurir. Beberapa alternatif telah ditawarkan dan bisa dilakukan, yakni dengan menyediakan tempat khusus paket di luar rumah sehingga kurir bisa langsung meletakannya tampa bersentuhan dengan kita. Selain itu, sebaiknya bisa lakukan pembayaran secara digital melalui dompet-dompet digital.Bisa juga dengan pembayaran langsung yang di taruh amplop dan diletakkan di tempat khusus tersebut. Namun ingat, tetap pastikan etika dalam berhubungan dengan kurirnya ya.
  1. Gunakan sarung tangan.
    Untuk yang mengharuskan menerima langsung paket barangnya, bisa gunakan sarung tangan yang sekali pakai atau bisa dicuci ya.
  1. Hindari menyentuh wajah.
    Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Nah mengingat virus cepat menyebar melalui area wajah, maka sangat dianjurkan untuk tidak menyentuh area wajah saat pengambilan paket dan sebelum membersihkan paket dan tangan.
  1. Semprot barang dengan Desinfektan.
    Paket yang merupakan barang dan bukan makanan atau minuman, bisa disemprot terlebih dahulu menggunakan Desinfektan. Hal ini untuk memastikan barang terhindar dari kemungkinan paparan virus dari tangan-tangan produsen dan kurirnya. Pastikan juga anda sudah membuang bungkusnya sebelum masuk ke dalam rumah.Anda dapat memesan desinfektan dari Morita Indonesia di Lazada, Shopee dan Tokopedia.
  1. Cuci tangan setelah menerima paket.
    Hal yang terpenting setelah melakukan ke-4 cara diatas adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Cuci tangan setidaknya 20 detik dan pastikan setiap sela jari-jari terkena sabun dari terbilas air.

Dengan 5 cara ampuh diatas yang dilakukan secara disiplin dan benar, maka anda tidak perlu khawatir lagi saat menerima paket. Paket terhindar dari kuman dan virus, anda juga senang mendapatkan kebutuhan anda. Salam sehat.

Penulis: Naomi

LAWAN CORONA, DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN BERSAMA MORITA INDONESIA

MORITA Indonesia – Pandemi covid 19 masih tetap ada di Global bahkan di Indonesia. Tidak ada yang tahu pasti covid 19 ini akan hilang dari muka bumi, hal ini semakin diperjelas oleh WHO yang dilansir dari laman Kemkes.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengeluarkan rilis bahwa dalam waktu singkat virus corona ini tidak akan hilang dari muka bumi.

Dilansir dari BBC, “Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemic virus dan kemungkinan tidak akan pernah hilang. Saya pikir menjadi penting agar kita realistis dan saya tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang” kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

Hal ini semakin diperkuat dengan data statistik Satuan Tugas Penanganan COVID 19 Indonesia bahwa total terkonfrimasi positif covid 19 per tanggal 2 September di Global (216 negara) mencapai 17.660.523 dan meninggal sejumlah 680.894.

Baca juga: Berangkat dari Sejarah Hari Pelanggan Nasional Menuju Senyuman untuk Para Pelanggan MORITA Indonesia

Dengan sebaran data, Indonesia mencapai 194.109 korban positif covid 19 pertangaal 6 September 2020. Yang masih terus meningkat perharinya.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini sudah memulai kebiasan baru yang disebut new normal, untuk bisa menstabilkan perekonomian di Indonesia juga.

Namun hal ini bukan berarti menyerah pada keadaan tetapi tetap berjuang bersama-sama melawan corona dengan adaptasi pola hidup yang baru sesuai protokol kesehatan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan Dengan Hand Sanitizer

Salah satu hal yang terpenting saat ini adalah tetap disiplin menerapkan protocol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga makan dan menggunakan hand sanitizer.

Hand sanitizer merupakan salah satu kebutuhan yang harus setiap orang miliki dan gunakan saat ini, terlebih lagi disituasi new normal.

Kegiatan diluar rumah sudah mulai banyak dilakukan masyarakat oleh karena itu perlu siap sedia dengan hand sanitizer sebagai alternative saat tidak menemukan kran air mengalir dan sabun untuk mencuci tangan.

Dalam menggunakan Hand Sanitizer juga harus waspada dan teliti, jangan sampai malah menjadi boomerang bagi kesehatan diri.

Baca juga: New Normal dalam Perspektif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

MORITA Hand Sanitizer, menyediakan produk hand sanitizer yang sudah terjamin dan terpercaya bagi konsumennya. Keunggulan MORITA Hand Sanitizer:

  • Mengandung alcohol sebesar 80%, ini merupakan rekomendasi dari WHO dan Kemkes
  • Mendapat Ijin dari Kementerian Kesehatan, menandakan produk ini sudah terjamin aman bagi penggunanya.
  • Aroma yang bervariasi, pengguna tidak perlu khawatir bosan dan pusing saat harus mencium aroma hand sanitizer ini.
  • Harga terjangkau, dalam pandemic ini MORITA Indonesia hadir sebagai produk yang aman, sehat dan pastinya masuk disetiap kalangan sehingga dengan harga terjangkau setiap orang berhak mendapat hak kesehatannya.

Jadi, sudah tahu kan produk hand sanitizer apa yang harus kamu gunakan? Yuk lawan corona bersama MORITA Hand Sanitizer! Salam sehat.

Penulis: Naomi

Berangkat dari Sejarah Hari Pelanggan Nasional Menuju Senyuman untuk Para Pelanggan MORITA Indonesia

MORITA Indonesia – Setiap tanggal 4 September, Indonesia selalu memperingati Hari Pelanggan Nasional, dan tepat pada hari Jumat yang lalu Indonesia memperingatinya. Peringatan Hari Pelanggan Nasional banyak ditandai dengan adanya diskon dan promosi dari para penjual kepada pelanggannya.

Sejarah Hari Pelanggan Nasional

Namun, sobat tahu gak sih, bagaimana bisa tanggal 4 September ditetapkan sebagai Hari Pelanggan Nasional?

Dilansir dari Kompas.com, Hari Pelanggan Nasional ternyata tercetuskan pertama kali pada tahun 2003 oleh Handi Irawan yang merupakan Kepala dari Lembaga Riset Pemasaran Frontier Consulting Group. Dan pertama kali dicanangkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Dengan adanya Hari Pelanggan Nasional, pemerintah, pengusaha dan karyawan diharapkan tetap memberikan perhatian khusus pada para pelanggan.

Jadi bisa dibilang ada nya fokus pada pelayanan untuk kepuasan pelanggan, sobat.

Baca juga: New Normal dalam Perspektif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Mengutip langsung dari laman resmi HariPelanggan.com, Hari Pelanggan Nasional ini merupakan momen yang tepat untuk mendedikasikan diri dalam memompa semangat perusahaan dan seluruh fontliner dalam memberikan pelayanan yang istimewa kepada pelanggan.

Logo dari Harpelnas ini melambangkan senyum manusia dengan dasar warna hijau yang mewakili sebuah senyuman manusia yang tulus dan menandakan kepuasan. Pemilihan warna hijau menggambarakan kesejukan, keramahan dan rasa bersahabat.

Tipologi huruf kecil melambangkan sifat kerendahan hati dan keingingan untuk selalu berkembang.

Menyenangkan pelanggan memang bukan hal yang terbilang mudah, namun dengan adanya Harpelnas ini, perusahaan masih punya kesempatan untuk terus berbenah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan dan menciptakan senyuman bagi pelanggannya.

Dari Morita untuk Senyuman Para Pelanggan

Dalam rangka Hari Pelanggan Nasional, perusahaan banyak memberikan sesuatu yang special bagi para pelanggannya. Perusahaan berlomba untuk tetap bisa memberikan senyuman pada pelanggan setianya.

Ditengah pandemic ini, MORITA Indonesia hadir dengan produk Hand Sanitizer dan Desinfektan lengkap dengan keunggulannya yang banyak dibutuhkan para pelanggannya.

Dalam rangka Hari Pelanggan Nasional ini, MORITA Indonesia juga tetap berusaha memberikan senyuman bagi para pelanggannya.

Dibuktikan dengan MORITA Indonesia memberikan promo yakni diskon 25% setiap pembelian MORITA Hand Sanitizer ukuran 100 ml, 250 ml dan 500 ml dengan jangka waktu 4 – 5 September 2020 dan diskon 10% untuk semua varian pada pembelian di Lazada, Shopee dan Tokopedia.

MORITA Indonesia berusaha tetap memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya. Karena MORITA Indonesia, make the healthy world.

Penulis: Naomi

SEJARAH HAND SANITIZER, PEMBERSIH TANGAN BERBASIS ALKOHOL YANG DICARI BANYAK ORANG

MORITA Indonesia – Masih bicara seputar hand sanitizer, pembersih tangan beralkohol ini sudah menjadi kebutuhan utama setiap orang saat ini. Ditengah pandemi Covid-19 tak heran setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan hand sanitizer.

Namun, kira-kira sobat semua tahu gak sih.. asal mula dan bagaimana kemunculan hand sanitizer  ditengah masyarakat? Nah, artikel kali ini akan membahas bagaimana sejarah atau asal mula adanya hand sanitizer nih sobat.

Dilansir dari CNBC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menjelaskan bahwa jika tidak tersedia air mengalir dan sabun, gunakanlah hand sanitizer setidaknya yang mengandung 60% alcohol.

Beberapa Versi Sejarah Hand Sanitizer

Dilansir dari CNBC (25/8) Alkohol menjadi bahan utama dari hand sanitizer. Sebagian besar hand sanitizer mengandung 60-95% alcohol yang dicampur dengan air dan gel.

Alkohol sendiri sudah digunakan sebagai antiseptic sejak  setidaknya akhir 1800-an.

Sedangkan asal muasal hand sanitizer masih diperdebatkan.

Versi pertama oleh Lupe Hernandez, mahasiswa keperawatan di Bakersfield, California. Pada tahun 1966 dia telah menemukan hand sanitizer, setelah menggabungkan alkohol dan gel untuk digunakan oleh dokter dalam situasi di mana mereka tidak punya waktu untuk mengakses sabun dan air hangat sebelum merawat pasien.

Baca juga: PENTINGNYA PERIZINAN RESMI PADA PRODUK HAND SANITIZER

Namun, penyelidikan baru-baru ini oleh sejarawan Smithsonian Institution, Joyce Bedi, tidak dapat menemukan jejak apa pun dari Hernandez, atau bukti apa pun dari paten AS untuk pembersih tangan dari tahun 1960-an.

Selain itu  ‘sterillium’, yang diklaim oleh perusahaan Jerman Hartmann sebagai “disinfektan tangan berbasis alkohol pertama di dunia” saat diluncurkan ke Eropa pada tahun 1965, dibuat dengan gliserin dan 75% alkohol.

Masih ditemukan versi lainnya, hand sanitizer dilakukan oleh pasangan suami istri, Goldie dan Jerry Lippman pada tahun 1946 yang digunakan untuk pekerja pabrik karet sebagai ganti bahan kimia keras untuk menghilangkan grafit dan karbon hitam dari tangan mereka.

Produknya disebut Gojo: campuran petroleum jelly, minyak mineral, dan alkohol kurang dari 5%.

Selama beberapa dekade berikutnya, Gojo terus menjual produknya sebagai pembersih industri.

Pada tahun 1988, perusahaan menemukan gel tangan Purell, yang terdiri dari 70% etil alkohol sebagai bahan utamanya, bersama dengan propilen glikol.

Purell sekarang menjadi pembersih tangan terlaris di dunia.

Perlu beberapa waktu bagi toko untuk membawa produk yang tidak benar-benar diminta oleh sebagian besar pelanggan sehari-hari. Karena itu, Gojo tidak merilis Purell ke pasar konsumen hingga tahun 1997.

Hand Sanitzier Mulai Direkomendasikan

Pada tahun 2002, CDC mulai merekomendasikan pembersih tangan berbasis alcohol (hand sanitizer) sebagai alternative untuk perawatan kesehatan dan menghilangkan kuman.

Hand sanitizer dianggap sangat praktis dan bisa digunakan dimanapun.

Baca juga: CEGAH COVID, GUNAKAN HAND SANITIZER DENGAN BAIK DAN BENAR

Selain itu, pada tahun 2009, WHO juga ikut mempromosikan penggunakan pembersih tangan berbasis alcohol dikalangan profesional, perawat dan terutama negara-negara miskin dan terbatas sumber dayanya.

Kebutuhan Setiap Orang

Berawal dari kebutuhan beberapa orang yang diklaim oleh beberapa orang mulai dari tahun 1960-an. Pembersih tangan berbasis alcohol atau hand sanitizer ditengah pandemi ini bukan lagi kebutuh sekelompok orang saja.

Hand sanitizer sudah  menjadi kebutuh setiap orang, sebagai alternative terbaik saat tidak tersedia air mengalir dan sabun untuk terbebas dari kuman dan virus.

Penulis: Naomi

PENTINGNYA PERIZINAN RESMI PADA PRODUK HAND SANITIZER

MORITA Indonesia – Artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai bagaimana dan kapan sebaiknya menggunakan hand sanitizer.

Hand sanitizer sendiri diketahui sebagai produk pembersih tangan yang dapat digunakan sebagai desinfektan yang juga mengandung alcohol untuk membersihkan tangan dari virus dan kuman.

Antiseptika ini menjadi produk yang sangat popular di masyarakat sehingga tak sedikit yang memproduksi produk ini sendiri dan dipasarkan secara luas di masyarakat.

Hal ini juga didorong juga dengan banyaknya beredar informasi cara pembuatan hand sanitizer oleh WHO.

Baca juga: CEGAH COVID, GUNAKAN HAND SANITIZER DENGAN BAIK DAN BENAR

Menanggapi hal ini, Badan Perizininan Obat dan Makanan (BPOM) RI mengeluarkan penjelasan izin produk tersebut di Indonesia, diantaranya:

  • Hand sanitizer adalah produk pembersih tangan mengandung desinfektan yang pada umumnya mengandung alkohol untuk membersihkan tangan agar bersih dari virus dan bakteri.
  • Berdasarkan Permenkes RI No. 62 Tahun 2017 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, hand sanitizer termasuk dalam kategori Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
  • Produk PKRT termasuk hand sanitizer yang diproduksi, diimpor, dirakit dan/atau dikemas ulang, dan akan diedarkan harus memiliki Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.
  • Tidak ada larangan bagi masyarakat memproduksi hand sanitizer untuk digunakan sendiri sesuai dengan pedoman World Health Organization (WHO). (sumber: kompas.com)

Menggunakan produk tersebut yang sudah memiliki perizinan dari Kementerian Kesehatan ini menjadi sangat penting.

Karena perlu diketahui dilansir dari Kompas.com bahwa BPOM Amerika Serikat (FDA) menarik hand sanitizer berbasis methanol yang dijual sejumlah perusahaan di Meksiko.

Paparan methanol ini menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, kejang hingga kematian. Sedangkan yang seharusnya digunakan dan banyak digunakan untuk penyanitasi adalah etanol.

Alasan kesehatan ini lah yang menjadikan perizinan Kementerian Kesehatan menjadi sangat penting bagi produk penyanitasi.

Perizinan ini bukan hanya sekedar izin tetapi Kemenkes akan menjamin khasiat dan manfaatnya sebelum diedarkan di masyarakat.

Para pengguna juga harus memperhatikan dalam membeli penyanitasi, pastikan produk tersebut telah memiliki izin.

Apabila, kita ingin mengetahui izin edar dari hand sanitizer maupun produk PKRT yang lain termasuk alat kesehatan yang kita miliki, apakah produk ini resmi terdaftar atau tidak, bisa di cek di http://infoalkes.kemenkes.go.id/.

Penulis: Naomi